"Setiap akhir pekan selama dua tahun terakhir, saya datang ke sini. Tapi sulit untuk sukses. Beberapa datang selama empat hingga lima tahun terakhir dan mereka juga tak sukses," ujar seorang ibu yang putus asa.
Si ibu yang tak disebutkan namanya itu, mencarikan kekasih untuk putrinya yang sedang menuntut ilmu ke Inggris selama tujuh tahun. "Saat dia kembali, sudah terlambat menemukan pacar. Ia berpikir waktunya di Inggris itu layak, tapi bagi saya lebih penting berkeluarga."
Bursa jodoh alias Marriage Market di People's Square ini merupakan sebuah institusi di Shanghai. Setiap akhir pekan, tak peduli bagaimanapun kondisi cuacanya, ratusan orangtua berkumpul dan mencarikan jodoh untuk anak-anak mereka.
Mereka memajang semacam curriculum vitae yang memuat informasi mengenai anak. Mulai dari usia, tinggi badan, pendidikan, pekerjaan, gaji dan di mana anak-anak tersebut sekarang berada.
Para orangtua ini juga gembira jika didekati jurnalis asing, beranggapan anak mereka bisa mendapatkan jodoh dari luar negeri. Bahkan, nama asli dan foto juga diungkapkan. "Putri saya tak suka saya kemari, tapi saya ambil satu fotonya," kata seorang ayah.
Si ayah yang juga tak disebutkan namanya ini telah mengirim putrinya yang berusia 29 tahun untuk berkencan dengan 12 pria dari pasar jodoh tersebut. "Tak satupun yang cocok," ujarnya sambil menggelengkan kepala.
Tingkat suksesnya memang lebih rendah ketimbang sebuah job fair. Namun para orangtua ini masih terus setia datang dan mencari jodoh untuk putra putri mereka, berharap akan mendapatkan yang terbaik.
sumber :http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=11292142
ConversionConversion EmoticonEmoticon