Batik kontemporer koleksi Alleira Batik
PENGARUH modernisasi tidak hanya mempengaruhi aktivitas manusia saja, namun juga memengaruhi budaya. Kain batik yang dulu kental dengan pakem-pakem motifnya, kini muncul dengan ‘gaya bebas’ atau disebut dengan batik kontemporer.
Saat ini, batik kontemporer telah bermunculan di berbagai tempat. Para pengrajin batik berusaha membuat batik lebih diterima di masyarakat luas dengan cara menciptakan motif baru. Ada yang menciptakan motif yang benar-benar baru, namun juga ada yang mengombinasikannya.
Salah satunya Mulyawan Kurnia, pemilik toko batik AA Ade di Bandung, Jawa Barat. Dia bersama saudara kembarnya, Mulyana Kurnia membuka usaha batik kontemporer di bilangan Kiara Condong Bandung, Jawa Barat, sejak 2007 silam.
“Awalnya saya suka dengan batik, dan inginnya memasyarakatkan batik dan membatiki masayarakat. Kita tidak mengikuti tren, tapi justru sedang menciptakan tren,” ujarnya dalam perbincangan dengan Okezone, Jumat 22 Juni 2012.
Pria yang akrab disapa Ade ini juga menuturkan, bahwa batik yang dihasilkan dari rumah produksinya terbilang cukup unik. Sebab motif-motifnya terinspirasi dari hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya. Namun tetap memiliki filosofi tersendiri.
“Saya bikin batik koruptor, mungkin ini pertama kali di dunia. Karena di lingkungan saya banyak sekali yang berprofesi sebagai koruptor. Saya lambangkan dengan tikus dan uang. Lalu hakim ada timbangan yang berat sebelah, dan ada pisau yang tumpul ke atas. Lalu ada lafal Allah, dan ada kujang yang melambangkan Prabu Siliwangi,”Jelasnya.
“Seperti motif naga, saya terinspirasi dari tato, karena saya tidak boleh pakai tato jadi saya buat di baju batik dengan motif full naga. Atau Karena saya main di hobbies, biasanya motif kami bergaul, misalnya mobil, vespa,” imbuhnya.
Pewarnaan kain batik yang dihasilkan juga memainkan peranan yang tak kalah penting.
“Warnanya merah kuning hijau di langit yang biru, adalah warna memberantas kebodohan, jadi tidak selalu warnanya kolot tapi juga berani,” tutupnya.
Sumber
Saat ini, batik kontemporer telah bermunculan di berbagai tempat. Para pengrajin batik berusaha membuat batik lebih diterima di masyarakat luas dengan cara menciptakan motif baru. Ada yang menciptakan motif yang benar-benar baru, namun juga ada yang mengombinasikannya.
Salah satunya Mulyawan Kurnia, pemilik toko batik AA Ade di Bandung, Jawa Barat. Dia bersama saudara kembarnya, Mulyana Kurnia membuka usaha batik kontemporer di bilangan Kiara Condong Bandung, Jawa Barat, sejak 2007 silam.
“Awalnya saya suka dengan batik, dan inginnya memasyarakatkan batik dan membatiki masayarakat. Kita tidak mengikuti tren, tapi justru sedang menciptakan tren,” ujarnya dalam perbincangan dengan Okezone, Jumat 22 Juni 2012.
Pria yang akrab disapa Ade ini juga menuturkan, bahwa batik yang dihasilkan dari rumah produksinya terbilang cukup unik. Sebab motif-motifnya terinspirasi dari hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya. Namun tetap memiliki filosofi tersendiri.
“Saya bikin batik koruptor, mungkin ini pertama kali di dunia. Karena di lingkungan saya banyak sekali yang berprofesi sebagai koruptor. Saya lambangkan dengan tikus dan uang. Lalu hakim ada timbangan yang berat sebelah, dan ada pisau yang tumpul ke atas. Lalu ada lafal Allah, dan ada kujang yang melambangkan Prabu Siliwangi,”Jelasnya.
“Seperti motif naga, saya terinspirasi dari tato, karena saya tidak boleh pakai tato jadi saya buat di baju batik dengan motif full naga. Atau Karena saya main di hobbies, biasanya motif kami bergaul, misalnya mobil, vespa,” imbuhnya.
Pewarnaan kain batik yang dihasilkan juga memainkan peranan yang tak kalah penting.
“Warnanya merah kuning hijau di langit yang biru, adalah warna memberantas kebodohan, jadi tidak selalu warnanya kolot tapi juga berani,” tutupnya.
Sumber
ConversionConversion EmoticonEmoticon