NAGREG - Bus pariwisata Gapuraning Rahayu bernomor polisi Z 7896 XA terguling di Jalan Raya Nagreg, tepatnya di Kampung Tugaran, Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (9/6/2012) sekitar pukul 01.00 WIB.
Kecelakaan diduga karena sopir bus mengantuk. Akibat kecelakaan tunggal itu, tiga orang tewas di lokasi kejadian, empat orang luka berat, dan 11 orang mengalami luka ringan.
Tiga orang yang meninggal adalah Amanda, bayi berusia enam bulan anak pasangan Hendi dan Lela, warga Kampung Plumpung, Tanjung Priok, Jakarta Utara; Zaenuddin bin Anto (23), warga Kampung Blusuk RT 09/01, Desa Blusuk, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah; dan Wariyunah (52), warga Kampung Wonoharjo RT 07/10, Desa Pacadapan, Kabupaten Ciamis.
Menurut informasi yang dihimpun Tribun, bus yang dikemudikan Deni Irin Alsafani alias Ririn (47), warga Kampung Ciporos, Karangpucung, Cilacap, datang dari arah Bandung menuju Tasikmalaya.
Begitu tiba di jalur Nagreg, saat melaju dengan kecepatan tinggi, bus oleng ke kanan dan menabrak median pembatas jalan, kemudian terguling ke arah kiri hingga badan bus menimpa median jalan.
"Saya sedang tertidur di dalam bus waktu kejadian. Saya duduk paling belakang sebelah kiri bus. Saya baru terbangun ketika bus sudah terguling dan posisinya langsung melintang di tengah jalan. Badan saya juga ketimpa penumpang-penumpang yang lain. Kemudian saya keluar lewat jendela sebelah kiri yang kacanya sudah pecah," kata Miftahudin (30), seorang penumpang yang mengalami luka ringan.
Ia menuturkan, setelah keluar dari dalam bus, ia tak mampu berbuat banyak karena sekujur badannya terasa sakit.
"Saya cepat-cepat keluar dari bus karena takut busnya terbakar. Setelah keluar, saya hanya bisa rebahan di trotoar karena dari pinggang sampai kaki saya terasa sakit," ujarnya.
Menurutnya, sambil rebahan, ia sempat melihat para korban, dan sekilas melihat seorang perempuan tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan karena sebagian anggota tubuhnya terlepas.
"Waktu itu saya lihat sedang diangkat sama polisi," ungkapnya.
Pasangan suami-istri Hendri (23) dan Laela (22), yang juga ikut dalam bus tersebut, terpaksa harus kehilangaan Amanda, bayinya yang berusia enam bulan.
"Sebelum terjadi kecelakaan, saya sedang menyusui. Setelah itu, tahu-tahu kaca sebelah kiri bus sudah pecah berhamburan ke dalam. Saya dan suami saya juga tertimpa penumpang lain, termasuk anak saya sampai akhirnya meninggal," ujar Laela dengan terbata-bata.
Melihat anaknya tertimpa penumpang lain, Laela panik karena anaknya seperti sulit untuk bernapas.
"Sepertinya mengalami sesak napas. Mulutnya mengeluarkan buih seperti mengalami luka dalam. Mungkin karena sakit beratnya tertindih dua penumpang lain. Pas kami bawa ke rumah sakit, anak saya sudah meninggal di perjalanan," paparnya.
Kapolsek Nagreg AKP Sharly Sollu mengatakan, bus dengan jumlah penumpang 44 orang rencananya akan menuju Pangandaran.
"Ini murni kecelakaan tunggal, diduga bus melaju dengan kecepatan tinggi," cetus Sharly.
Semua korban meninggal serta luka berat dan ringan, dibawa ke RSUD Cicalengka. Empat penumpang yang mengalami luka berat adalah Rohman Jayadi (25), warga Jakarta; serta Miftahudin bin Sulaiman (31), Karmidi bin Juran (57), dan Kuswanto (52), semuanya warga Ciamis.
Pihak kepolisian sudah menetapkan sopir bus, Ririn, sebagai tersangka, setelah menjalani pemeriksaan. Ririn langsung diamankan seusai kecelakaan untuk dimintai keterangan.
Polisi yakin kecelakaan tersebut terjadi karena sopir yang mengantuk.
"Itu dugaan awal. Kami masih menyelidiki penyebab rinci," jelas Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Martinus Sitompul.
Menurut kronologi kepolisian, bus yang dikemudikan Ririn melaju kencang di Cicalengka ke arah timur.
Ririn terlambat mengantisipasi salah satu ban yang terkena median jalan, sehingga bus terpelanting karena kehilangan keseimbangan. Bus pun jatuh telentang dan menghalangi jalan di kedua arah.
Sumber
Kecelakaan diduga karena sopir bus mengantuk. Akibat kecelakaan tunggal itu, tiga orang tewas di lokasi kejadian, empat orang luka berat, dan 11 orang mengalami luka ringan.
Tiga orang yang meninggal adalah Amanda, bayi berusia enam bulan anak pasangan Hendi dan Lela, warga Kampung Plumpung, Tanjung Priok, Jakarta Utara; Zaenuddin bin Anto (23), warga Kampung Blusuk RT 09/01, Desa Blusuk, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah; dan Wariyunah (52), warga Kampung Wonoharjo RT 07/10, Desa Pacadapan, Kabupaten Ciamis.
Menurut informasi yang dihimpun Tribun, bus yang dikemudikan Deni Irin Alsafani alias Ririn (47), warga Kampung Ciporos, Karangpucung, Cilacap, datang dari arah Bandung menuju Tasikmalaya.
Begitu tiba di jalur Nagreg, saat melaju dengan kecepatan tinggi, bus oleng ke kanan dan menabrak median pembatas jalan, kemudian terguling ke arah kiri hingga badan bus menimpa median jalan.
"Saya sedang tertidur di dalam bus waktu kejadian. Saya duduk paling belakang sebelah kiri bus. Saya baru terbangun ketika bus sudah terguling dan posisinya langsung melintang di tengah jalan. Badan saya juga ketimpa penumpang-penumpang yang lain. Kemudian saya keluar lewat jendela sebelah kiri yang kacanya sudah pecah," kata Miftahudin (30), seorang penumpang yang mengalami luka ringan.
Ia menuturkan, setelah keluar dari dalam bus, ia tak mampu berbuat banyak karena sekujur badannya terasa sakit.
"Saya cepat-cepat keluar dari bus karena takut busnya terbakar. Setelah keluar, saya hanya bisa rebahan di trotoar karena dari pinggang sampai kaki saya terasa sakit," ujarnya.
Menurutnya, sambil rebahan, ia sempat melihat para korban, dan sekilas melihat seorang perempuan tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan karena sebagian anggota tubuhnya terlepas.
"Waktu itu saya lihat sedang diangkat sama polisi," ungkapnya.
Pasangan suami-istri Hendri (23) dan Laela (22), yang juga ikut dalam bus tersebut, terpaksa harus kehilangaan Amanda, bayinya yang berusia enam bulan.
"Sebelum terjadi kecelakaan, saya sedang menyusui. Setelah itu, tahu-tahu kaca sebelah kiri bus sudah pecah berhamburan ke dalam. Saya dan suami saya juga tertimpa penumpang lain, termasuk anak saya sampai akhirnya meninggal," ujar Laela dengan terbata-bata.
Melihat anaknya tertimpa penumpang lain, Laela panik karena anaknya seperti sulit untuk bernapas.
"Sepertinya mengalami sesak napas. Mulutnya mengeluarkan buih seperti mengalami luka dalam. Mungkin karena sakit beratnya tertindih dua penumpang lain. Pas kami bawa ke rumah sakit, anak saya sudah meninggal di perjalanan," paparnya.
Kapolsek Nagreg AKP Sharly Sollu mengatakan, bus dengan jumlah penumpang 44 orang rencananya akan menuju Pangandaran.
"Ini murni kecelakaan tunggal, diduga bus melaju dengan kecepatan tinggi," cetus Sharly.
Semua korban meninggal serta luka berat dan ringan, dibawa ke RSUD Cicalengka. Empat penumpang yang mengalami luka berat adalah Rohman Jayadi (25), warga Jakarta; serta Miftahudin bin Sulaiman (31), Karmidi bin Juran (57), dan Kuswanto (52), semuanya warga Ciamis.
Pihak kepolisian sudah menetapkan sopir bus, Ririn, sebagai tersangka, setelah menjalani pemeriksaan. Ririn langsung diamankan seusai kecelakaan untuk dimintai keterangan.
Polisi yakin kecelakaan tersebut terjadi karena sopir yang mengantuk.
"Itu dugaan awal. Kami masih menyelidiki penyebab rinci," jelas Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Martinus Sitompul.
Menurut kronologi kepolisian, bus yang dikemudikan Ririn melaju kencang di Cicalengka ke arah timur.
Ririn terlambat mengantisipasi salah satu ban yang terkena median jalan, sehingga bus terpelanting karena kehilangan keseimbangan. Bus pun jatuh telentang dan menghalangi jalan di kedua arah.
Sumber
ConversionConversion EmoticonEmoticon