JAKARTA--Pernikahan Anita Agnes Alexandra dan Y diwarnai kejadian-kejadian menakutkan bagi Agnes. Namun demikian Agnes tetap setia mengandung anak suaminya.
Pada tahun 2002, Agnes melahirkan anak ketiga yang diberi nama Muhammad Yusuf Nur. Mahligai pernikahannya tahun ini dilewati dengan tenang. Suaminya saat itu mendapat promosi menjadi Kasat Polairud Mapolda Riau.
Menurut Agnes, promosi tersebut tidak lepas dari peran keluarganya. "Sebenarnya pakde saya yang mengurus kepindahan suami saya," ujar Agnes kepada Tribunnews, Rabu (30/5/2012).
Ketenangan itu terkoyak pada tahun 2003. Agnes mengatakan peristiwa pemukulan kembali terjadi ketika dia dituduh mencuri uang. Ia mengaku dipukul di sebuah hotel di Pekanbaru. Anaknya, Alief dan Tasya, melihat perbuatan ayahnya itu.
Agnes tak tahan lalu mengadu kepada istri Kapolda Riau yang kemudian memberi Agnes sejumlah uang dan tiket pesawat untuk kembali ke Jakarta. "Saya tidak punya uang sama sekali, dompet saya disita suami," kata Agnes.
Saat pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Agnes langsung dicari petugas. Ternyata suaminya telah menghubungi petugas bandara dan polisi untuk mencari Agnes dengan tudingan penculikan anak. "Saya sampai menunjukkan kartu Bhayangkari (istri anggota Polri) ketika dibawa petugas Polsek Bandara," kenang Agnes.
Kejadian itu menjadi pusat perhatian pengunjung Bandara Soekarno-Hatta. Apalagi tangan Agnes diborgol layaknya seorang tahanan dan dibawa ke Mapolsek Bandara Soekarno-Hatta. Anak-anak Agnes yang ikut bersamanya diamankan petugas polsek.
Di mapolsek, Agnes marah dan meminta petugas menghubungi Tumbu Saraswati, anggota Komnas Perempuan, untuk meminta bantuan penyelesaian kasusnya. "Bu Saraswati kemudian menelpon Propam Polda Metro Jaya. Masak saya kayak penjahat saja, dituduh menuculik anak saya," ujar Agnes.
Peristiwa di Bandara Soekarno-Hatta tahun 2003 itu dibenarkan Tumbu Saraswati yang menjabat sebagai Komisioner Komnas Perempuan Sub komisi Reformasi Hukum dan Kebijakan. "Saya kasihan, masak seorang ibu diborgol karena bawa anaknya sendiri," kata Tumbu kepada Tribunnews, Kamis (31/5/2012).
Tumbu langsung menelpon Kepala Bandara Soekarno-Hatta. Ia sempat bertanya kepada Kapolsek Bandara Soekarno-Hatta, yang juga perempuan, mengapa Agnes sampai diborgol. "Kata kapolsek itu, ia takut dengan polisi yang memerintahkan dia karena jabatannya sudah kolonel," ujar Tumbu.
Petugas Propam Polda Metro Jaya kemudian mendatangi Polsek Bandara. Agnes diminta melakukan visum di RSUD Tangerang karena menunjukkan luka-luka yang diakui bekas pemukulan suaminya. "Menurut saya untuk apa dijadikan istri kalau hanya dianiaya," imbuh Tumbu.
Bersama Tumbu, Agnes mendaftarkan gugatan cerai di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Ia mengaku sudah tidak tahan dan membawa bukti-bukti kepada Tumbu. Tetapi di pengadilan, kata Agnes, Y meminta maaf dan mengaku menyesal.
Pada tahun itu pula, Agnes baru mengetahui dirinya sedang mengandung anak keempat. Gugatan cerai akhirnya ditarik. Y kemudian mengiming-imingi hadiah. Agnes lalu meminta dibelikan mobil Jaguar dua pintu yang saat itu berharga Rp1,1 miliar.
Tumbu sempat kecewa dengan sikap Agnes dan menasehatinya. "Saya marah karena menerima hadiah dari suaminya. Padahal akhirnya nanti pasti dibohongi-dibohongi lagi," kata Tumbu.
Sumber
Pada tahun 2002, Agnes melahirkan anak ketiga yang diberi nama Muhammad Yusuf Nur. Mahligai pernikahannya tahun ini dilewati dengan tenang. Suaminya saat itu mendapat promosi menjadi Kasat Polairud Mapolda Riau.
Menurut Agnes, promosi tersebut tidak lepas dari peran keluarganya. "Sebenarnya pakde saya yang mengurus kepindahan suami saya," ujar Agnes kepada Tribunnews, Rabu (30/5/2012).
Ketenangan itu terkoyak pada tahun 2003. Agnes mengatakan peristiwa pemukulan kembali terjadi ketika dia dituduh mencuri uang. Ia mengaku dipukul di sebuah hotel di Pekanbaru. Anaknya, Alief dan Tasya, melihat perbuatan ayahnya itu.
Agnes tak tahan lalu mengadu kepada istri Kapolda Riau yang kemudian memberi Agnes sejumlah uang dan tiket pesawat untuk kembali ke Jakarta. "Saya tidak punya uang sama sekali, dompet saya disita suami," kata Agnes.
Saat pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Agnes langsung dicari petugas. Ternyata suaminya telah menghubungi petugas bandara dan polisi untuk mencari Agnes dengan tudingan penculikan anak. "Saya sampai menunjukkan kartu Bhayangkari (istri anggota Polri) ketika dibawa petugas Polsek Bandara," kenang Agnes.
Kejadian itu menjadi pusat perhatian pengunjung Bandara Soekarno-Hatta. Apalagi tangan Agnes diborgol layaknya seorang tahanan dan dibawa ke Mapolsek Bandara Soekarno-Hatta. Anak-anak Agnes yang ikut bersamanya diamankan petugas polsek.
Di mapolsek, Agnes marah dan meminta petugas menghubungi Tumbu Saraswati, anggota Komnas Perempuan, untuk meminta bantuan penyelesaian kasusnya. "Bu Saraswati kemudian menelpon Propam Polda Metro Jaya. Masak saya kayak penjahat saja, dituduh menuculik anak saya," ujar Agnes.
Peristiwa di Bandara Soekarno-Hatta tahun 2003 itu dibenarkan Tumbu Saraswati yang menjabat sebagai Komisioner Komnas Perempuan Sub komisi Reformasi Hukum dan Kebijakan. "Saya kasihan, masak seorang ibu diborgol karena bawa anaknya sendiri," kata Tumbu kepada Tribunnews, Kamis (31/5/2012).
Tumbu langsung menelpon Kepala Bandara Soekarno-Hatta. Ia sempat bertanya kepada Kapolsek Bandara Soekarno-Hatta, yang juga perempuan, mengapa Agnes sampai diborgol. "Kata kapolsek itu, ia takut dengan polisi yang memerintahkan dia karena jabatannya sudah kolonel," ujar Tumbu.
Petugas Propam Polda Metro Jaya kemudian mendatangi Polsek Bandara. Agnes diminta melakukan visum di RSUD Tangerang karena menunjukkan luka-luka yang diakui bekas pemukulan suaminya. "Menurut saya untuk apa dijadikan istri kalau hanya dianiaya," imbuh Tumbu.
Bersama Tumbu, Agnes mendaftarkan gugatan cerai di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Ia mengaku sudah tidak tahan dan membawa bukti-bukti kepada Tumbu. Tetapi di pengadilan, kata Agnes, Y meminta maaf dan mengaku menyesal.
Pada tahun itu pula, Agnes baru mengetahui dirinya sedang mengandung anak keempat. Gugatan cerai akhirnya ditarik. Y kemudian mengiming-imingi hadiah. Agnes lalu meminta dibelikan mobil Jaguar dua pintu yang saat itu berharga Rp1,1 miliar.
Tumbu sempat kecewa dengan sikap Agnes dan menasehatinya. "Saya marah karena menerima hadiah dari suaminya. Padahal akhirnya nanti pasti dibohongi-dibohongi lagi," kata Tumbu.
Sumber
ConversionConversion EmoticonEmoticon